Jakarta (25/6). PC LDII Gambir, Jakarta menggelar Focus Group Discussion Bimbingan Konseling (BK) di Masjid Baitul Manshurin, Cideng pada Sabtu, (21/6). Kegiatan tersebut dihadiri 50 peserta ibu-ibu dari berbagai wilayah. Acara ini bertujuan memberikan wawasan dan pengetahuan, mengenai pentingnya membangunan 29 karakter luhur dalam keluarga.
Ketua PC LDII Gambir, Kundari menjelaskan bahwa pelaksanaan FGD ini menjadi upaya menjawab tantangan zaman bagi Orang Tua dalam mendidik karakter anak-anaknya. “Kami menghadirkan pakar parenting skill atau guru bimbingan konseling untuk memberikan ilmunya mendidik dan mengasuh yang baik terhadap anak-anak dalam keluarganya serta menyiapkan generasi unggul melalui 29 karakter luhur” ucap kundari.
Kundari menegaskan kegiatan itu juga sejalan dengan upaya LDII menyiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas, terutama pembentukan kepribadian. Melalui praktek dari program Tri Sukses generus. “Kegiatan ini kami agendakan dalam tahun ini sebanyak tiga kali dengan mengahdirkan pakar parenting skill untuk mengajar ibu-ibu dalam mendidik dan menanamkan 29 karakter luhur pada anak-anaknya dalam kehidupan dunia,” tambahnya.
Sebagai salah satu narasumber, Puri Fitriani,S.Sos sebagai Guru Bimbingan Konseling memaparkan pentingnya membangun keharmonisan dalam keluarga tetap terjalin, terutama peran seorang ibu. “Orang tua harus siap jadi pendengar yang baik, luangkan waktu minimal lima menit pada tiap,” ujarnya.
Sebagai pendengar yang baik, peran ibu sangat krusial dalam mendidik dan mengasuh anak, baik sejak usia dini maupun menghadapi tantangan yang terus berkembang. Lebih lanjut, dalam mendidik anak, para ibu harus bisa meluangkan waktu pada anakanya dan mengetahui karakter tiap anak. Menurutnya, setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga cara mendidiknya pun harus disesuaikan.


“Tujuan menjadi pendengar baik itu dengan kontak mata, tanpa menyela dan tanpa memegang gadgetnya sehingga orang tua menjadi tempat yang nyaman bagi anak-anaknya apapun itu yang anak ceritakan pada ibu, ini akan menjadi langkah awal dan nantinya berkembang diskusi antara orang tua dan anak. Namun, ada satu titik tertentu di mana naluri seorang ibu akan berbicara untuk mengetuk hati nak dengan caranya masing-masing,” pungkas Puri Fitriani.
Penerapan karakter luhur sejak dini diharapkan dapat menjadi fondasi yang kuat, untuk membentuk generasi yang unggul dan berkualitas di masa depan. (*)